tag:blogger.com,1999:blog-1329783826166888522024-03-13T16:31:37.308-07:00Agama adalah Nasehat"Sesungguhnya kebenaran bukan diukur dari banyaknya jumlah pendukung, tetapi sejauh mana kesesuaiannya dengan Al-Qur'an, As-Sunnah dan pendapat para ulama' salaf."Raissa Pramudyahttp://www.blogger.com/profile/05005998628339615813noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-132978382616688852.post-21983947257481631512010-05-09T21:47:00.000-07:002010-05-10T00:30:52.930-07:00KEUTAMAAN SHOLAT SUNNAH RAWATIB DAN KETERANGAN BILANGANNYA<blockquote style="color: rgb(0, 0, 0);"></blockquote><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Sholat Rawatib artinya; Sholat-sholat yang mengiringi sholat-sholat fardhu. Baik itu yang dilakukan sebelum sholat fardhu maupun sesudahnya.</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Sholat Rawatib terbagi atas 2, yaitu:</span><br /><ol style="color: rgb(0, 0, 0);"><li>Sholat Q<span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0);">obliah</span>. Asal katanya dari <span style="font-style: italic;">qoblu,</span> artinya sebelum. Qobliah artinya <span style="color: rgb(0, 0, 0);">sholat sunnat yang dikerjakan <span style="color: rgb(204, 0, 0);">sebelum </span>shalat fardhu. </span></li><li>Sholat <span style="font-style: italic;">Ba'diah</span>. Asal katanya dari <span style="font-style: italic;">ba'da,</span> artinya setelah. Ba'diah artinya <span style="color: rgb(0, 0, 0);">sholat sunnat yang dikerjakan <span style="color: rgb(204, 0, 0);">sesudah </span>shalat fardhu.</span></li></ol><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Jumlah seluruh raka'at shalat Qobliah dan Ba'diah ada 22 raka'at:<br /></span><ul style="color: rgb(0, 0, 0);"><li>2 Qobliah Subuh</li><li>4 Qobliah Zuhur</li><li>4 Ba'diah Zuhur</li><li>4 Qobliah Ashar</li><li>2 Qobliah Maghrib</li><li>2 Ba'diah Maghrib</li><li>2 Qobliah Isya<span style="" lang="EN-US">’</span></li><li>2 Ba'diah Isya'</li></ul><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Dari total 22 raka'at, ada sebahagian yang </span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0);">muakkadah </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);">(ditekankan), dan </span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0);">ghairo muakkadah </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);">(tidak ditekankan). Para ulama' berbeda pendapat tentang jumlah raka'at pada sholat kobliyah dan ba'diyah yang</span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0);"> muakkadah.</span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> Dan pendapat yang paling </span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0);">rajih </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);">(kuat) </span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0);">insya </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);">A</span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0);">llah </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);">adalah yang mengatakan 12 raka'at =</span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0);">Syarah Muslim, Imam An-Nawawi </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);">[6/9]=. Berdasarkan hadits berikut:</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Dari Ummu Habibah </span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0);">rodhiallohu'anha</span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> berkata: Saya mendengar Rasulullah </span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0);">sholollohu 'ailaihi wassalam </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);">bersabda: </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);">"Barang siapa yang sholat 12 raka'at selain sholat fardhu, maka akan dibangunkan untuknya rumah di surga."<span style="color: rgb(255, 102, 0);"> <span style="color: rgb(0, 0, 0);">(HR. Muslim)</span></span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);"><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Para ulama' juga berbeda pendapat tentang pengambilan sholat untuk membentuk 12 raka'at. Ada dua pendapat:<br /></span></span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);">A.</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">2 Qobliah Subuh</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> 4 Qobliah Zuhur</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> 2 Ba'diah Zuhur</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> 2 Ba'diah Maghrib</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> 2 Ba'diah Isya'</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">B.</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">2. 2 Qobliah Subuh</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> 2 Qobliyah Zuhur</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> 2 Ba'diah Zuhur</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> 2 Qobliah Ashar</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> 2 Ba'diah Maghrib</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> 2 Ba'diah Isya'</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Tapi, </span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0);">insya Allah </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);">pendapat yang paling rajih adalah pendapat: A, karena penyebutan jumlah ini secara jelas disebutkan di kebanyakan riwayat. Wallohu'alam =</span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0);">Syarah Muslim, Imam An-Nawawi </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);">(6/9)=</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span style="color: rgb(0, 153, 0);">CATATAN: <span style="color: rgb(0, 0, 0);">Ketika mendengar sebuah berita dari surga yang nama bendanya mirip dengan nama benda yang ada di dunia, ingatlah dengan perkataan Abdullah bin Abbas:<span style="color: rgb(51, 51, 255);"> </span><span style="color: rgb(102, 204, 204);"><span style="color: rgb(51, 51, 255);">"Tidak ada yang di surga itu sesuatu yang sama dengan di dunia melainkan hanya namanya saja."</span></span></span></span><span style="color: rgb(102, 204, 204);"> <span style="color: rgb(0, 0, 0);">Jadi, apabila disebutkan ada rumah di surga, yakinlah rumah di dunia tidak sama dengan rumah yang ada di surga.</span> <span style="color: rgb(0, 0, 0);">Wallohu'alambishsowab</span><span style="color: rgb(102, 0, 204);"></span> </span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 0);"></span><br /><!--[endif]--><!--[if !supportLists]--><!--[endif]--><!--[if !supportLists]--><!--[endif]--><!--[if !supportLists]--><!--[endif]--><!--[if !supportLists]--><!--[endif]--><!--[if !supportLists]--><!--[endif]--><!--[if !supportLists]--><!--[endif]--><!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Raissa Pramudyahttp://www.blogger.com/profile/05005998628339615813noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-132978382616688852.post-25369291990718566152010-05-06T23:28:00.000-07:002010-05-09T19:57:08.363-07:00ALLAH DALAM MEMBERIKAN HIDAYAH PADA HAMBA-NYA<div style="text-align: left;">Kita sering mendengar perkataan ini: "<span style="font-style: italic;">Barangsiapa yang Allah beri petunjuk maka tidak ada yang dapat menyesatkan dan barangsiapa yang Allah sesatkan maka tidak ada satupun yang dapat memberikan petunjuk kepadanya</span>."<br />Ya, ini adalah perkataan Rasulullah <span style="font-style: italic;">sholollohu 'alaihi wassalam</span> yang selalu beliau baca pada awal khutbahnya. Banyak yang beranggapan, <span style="color: rgb(255, 0, 0);">Ngapain lagi kita susah-susah nyari ilmu, toh Allah yang sudah menyesatkan kita!!</span><br /><br />Sekali-kali tidak!! Allah tidak pernah menzholimi hambaNya SEDIKITPUN. "<span style="font-style: italic;">...Dan Tuhan-mu sama sekali tidak menzholimi hamba-hamab-(Nya)</span>." (QS. Fushilat: 46).<br />Lalu, bagaiman memahaminya??<br />Berikut penjelasannya:<br /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Manusia, memiliki akal dan hati. Dengan adanya akal dan hati, manusia berkemampuan untuk memilih antara jalan yang benar dan jalan yang menyimpang. </li><li>Seiring dengan kemampuan tersebut, Allah turunkan ketetapan dengan memberi kabar pada manusia dengan perantara Nabi dan Rasul, bahwa ini jalan yang Allah ridhoi dengan balasan seperti ini dan ini, & jalan ini yang dimurkai Allah dengan balasan ini dan ini. Dengan akalnya, maka manusia dapat memilih anatara dua jalan tersebut.</li></ul><div style="text-align: justify;">Setelah manusia memilih salah satu dari dua jalan tersebut, maka ada diantara mereka yang memilih golongan keta'atan. Disetiap gerak-geriknya, dia selalu berusaha untuk membuat Robbnya ridho kepadanya. Kemudian, Allah melihatnya dengan keseriusan dalam mencapai ridho Robbnya. Sehingga mereka sampai pada suatu titik dimana Allah memberi "<span style="font-style: italic;">cap</span>" bahwa dia tidak akan tersesat untuk selamanya. <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 102, 102);">"Hati mana saja yang menolak fitnah (penyakit hati), maka akan diberikan kepadanya satu bintik putih..."</span> Apabila hamba tersebut terus melakukan keta'atan, maka Allah akan senatiasa memberi bintik putih di hatinya. <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 102, 102);">"Sehingga hati tersebut akan menjadi putih bersih. Tidak akan memberikan mudhorot kepadanya fitnah apapun selama bumi dan langit masih beraktivitas.."</span><br /><br />Dan diantara mereka juga ada yang memilih golongan kemaksiatan. Selama dia melakukan kemaksiatan, Allah akan senantiasa menegur & memperingatkannya agar kembali ke jalan Allah yang lurus. Namun, seiring dengan teguran-teguran tersebut, dia tetap tidak mau untuk kembali ke jalan yang benar, sehingga dia sampai pada suatu titik, dimana Allah "<span style="font-style: italic;">mengecapnya</span>" sebagai orang yang sesat untuk selama-lamanya. <span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 102, 102);">"Hati mana saja yang menyerap fitnah tersebut, maka akan diberikan kepadanya satu bintik hitam..."</span> Apabila dia terus saja melakukan kemaksiatan, maka seiring dengan kemaksiatan tersebut Allah akan selalu memberikan hatinya bintik hitam.<span style="font-weight: bold;"> <span style="color: rgb(255, 102, 102);">"Sehingga hati tersebut menjadi hitam legam. Hati ini bagaikan sebuah gelas yang tertelungkup. Dia tidak tau lagi mana yang baik, dan mana yang buruk. Yang dia tau hanyalah hawa nafsu yang selalu memerintahkan hatinya."</span></span><span style="color: rgb(255, 102, 102);"> (HR. Muslim dari Hudzaifah bin Yaman).</span><br /><div style="text-align: left;"><span style="color: rgb(255, 102, 102);"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Maksud dari gelas yang tertekungkup adalah Allah kunci mati hatinya, sehingga nasihat atau hidayah tidak bisa masuk ke dalam hatinya, dan dia tidak bisa lagi menerima kebenaran. "<span style="font-style: italic;">Allah telah Mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat adzab yang berat</span>." (QS. Al-Baqarah: 7)</span></span><br /></div><div style="text-align: left;"><span style="color: rgb(255, 102, 102);"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Semoga Allah melindungi kita dari matinya hati kita, dan memberikan kelembutan hati kepada kita, sehingga kita bisa menerima hidayah dariNya. Amin </span></span><br /><span style="color: rgb(255, 102, 102);"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Allahu'alam bishsowab</span></span><br /><br />Pembimbing: <span style="color: rgb(51, 51, 255);">Ustd. Maududi Abdullah, Lc</span><br /></div><span style="color: rgb(255, 102, 102);"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"></span></span></div>Raissa Pramudyahttp://www.blogger.com/profile/05005998628339615813noreply@blogger.com1